Minggu, 06 Januari 2008

KETERPURUKAN DALAM KEMAJUAN


Kota Kediri terlihat begitu megah, banyak gedung-gedung mencakar langit bermunculan, mulai dhoho plaza hingga hotel surya yang di kelilingi begitu banyak mini market-mini market yang tidak kalah gengsinya dengan sri ratu dan golden. Dari sisi kebudayaan dan pariwisatanya juga begitu mencuat, terutama seni kuda lumpingnya yang beberapa waktu lalu sempat di gelar 64 kelompok kuda lumping se kediri manggung bersama di sepanjang jalan dhoho dan pagi harinya di lapangan brawijaya yang di maksudkan untuk menembus label atau rekor MURI. Dan juga pada sisi olah raganya, PERSIK, juga mengalami kemajuan pesat meskipun akhir-akhir ini mengalami penurunan. Di samping PERSIK, PEMKOT juga memberikan atau membuat fasilitas Olah Raga, yang pastinya bukan untuk tukang becak, PKL, maupun pemulung, tetapi untuk para Birokrat dan kaum borjuis lainnya, yaitu pembangunan GOR yang pastinya juga akan merogoh anggaran APBD yang tidak sedikit.

Di balik kemegahan dan kemajuan beberapa sisi tersebut, ternyata masih banyak terjadi ketimpangan di sana sini. Baik dari sisi alokasi atau pembagian anggaran dalam RAPBD maupun dalam pelaksanaan lapangannya yang sangat carut marut. Kemiskinan, pelayanan kesehatan untuk masy-kin, pendidikan, dan pengangguran masih terlihat kurang di perhatikan dalam pembagian kenikmatan tersebut, bahkan di indikasikan lebih memprioritaskan pejabatnya dari pada rakyatnya.

Dari latar belakang inilah naskah pementasan ini kami buat,…, semoga ada manfaatnya.. amin.

Pemain :

Anak miskin sekolah 1 orang

Sarjana pengangguran 1 orang

Petani kere 1 orang

Orang miskin sakit 1 orang

Persik (anak emas) 1 orang

Pejabat DPRD 1 orang

OKP Pemkot 1 orang

Properti :

Anak miskin sekolah : seragam sekolah sd/smp/sma

Sarjana pengangguran : jas dan map

Petani kere : Caping, pakaian kombor hitam dan cangkul

Orang miskin sakit : perban atau kain putih untuk blebet

Persik (anak emas) : kaos persik

Pejabat DPRD : jas dan dasi

OKP Pemkot : jas dan dasi

Property umum :

- kertas manila untuk kokat setiap pemain (7) dan prosentase anggaran berbentuk lingkaran

- meja 1 dan kursi 3

- cat wajah, warna putih, hitam, dan merah

Segmentasi naskah :

Segment

Pemain

Adegan

Ekspresi

I

Persik, OKP, DPRD masuk

berjalan memutar menuju meja kemudian rapat perencanaan RAPBD dengan membawa map masing-masing, di waktu rapat seakan berebutan jatah anggaran (nanti ada property kertas bundar berisi sekema prosentase RAPBD)

Senyum, berwibawa, meyakinkan.

ket

Setelah beberapa waktu/menit rapat mulai pemain-pemain di bawah ini masuk satu persatu dan 3 elemen tetap melakukan rapat

II

Petani kere datang

Memutar berjalan menuju pojok sisi kiri depan, kemudian adegan mencakul dan di akhiri dengan nyante meratap

Lelah, resah, melas

Orang Miskin sakit datang

Memutar berjalan agak pincang menuju pojok sisi kanan depan, kemudian adegan seakan tak di rawat.

Resah, melas, dan sakit (teriak teriak sakit)

Anak miskin sekolah

Berjalan memutar menuju sisi pojok kiri belakng sambil mengisak menangis serta adegan mau putus sekolah karena tidak mampu biaya

Resah, sedih, kecewa, berharap, (menangis dengan suara yang keras)

Sarjana pengangguran

Berjalan memutar menuju sisi pojok kanan belakang, sambil adegan resah mencari kerja dan akhirnya putus asa

Letih, lesu, kesal dan kecewa

ket

Setelah pemain-pemain baru tersebut masuk semua, maka OKP,DPRD, Persik beradegan lagi

III

OKP,DPRD, Persik

&

semua element

Bersama-sama Memutar menghampiri seluruh element dan memperlihatkan kertas bundar yang telah dibawanya dan ketika setelah element di beritahu ia beradegan sedih dan memelas.

Berwibawa, meyakinkan, dan murah senyum, senang

&

memelas, sedih, kecewa

Tidak ada komentar: