Jumat, 18 Januari 2008

Benarkah Islam Menghormati Perbedaan dan Keanekaragaman ?


لكم دينكم ولي الدين ( الكفرون : 6 )

لنا أعملنا و لكم أعملكم (الحد يث)

Agammu agamamu agamaku agamaku

Amalku amalku amalmu amalmu

Melihat dari dua dalil di atas, baik yang dari Al-qur'an maupun al –Hadist, secara eksplisit bisa ditarik kefahaman bahwa betapa islam sangat menghormati agama atau keyakinan orang lain. Atau beberapa pakar pemikir mengatakannya sebagai faham pluralisme. Faham pluralisme secara mudahnya ialah sebuah faham yang meyakini bahwa di dunia ini terdapat beberapa hal yang berbeda-beda. Dengan perbedaan-perbedaan tersebut bukannya kita disuruh untuk saling mengalahkan dan menghancurkan, tetapi malah kita disuruh untuk saling menghormati dan mengambil hikmah darinya. Hal ini sebagaimana yang telah diutarakan oleh Allah dalam firmanya, tepatnya di dalam surat al-hujurat ayat 14[1]. yang inti maksudnya ialah kita, manusia, di ciptakan oleh Allah dari laki-laki dan perempuan, 2 jenis kelamin berbeda yang bersatu, dan juga kita ditakdirkan menjadi beberapa golongan atau kelompok-kelompok yang berbeda-beda. Hal ini dimaksudkan supaya kita saling mengenal satu sama lain dan saling menghormati, mengasihi dan mengambil hikmah dari padanya. Selain itu, dari keterangan ayat ini juga diketengahkan bahwa Allah tidak melihat seseorang dalam bentuk formanya, baik etnis, ras maupun bangsanya, tetapi Allah lebih melihat seseorang dari keteguhan batinnya, yaitu ketaqwaan kepadanya. kesimpulannya, islam adalah agama yang menghormati perbedaan dan juga memerintahkan untuk melakukannya.

Kemudian melihat kenyataan di Indonesia, Indonesia adalah suatu Negara yang masyarakatnya sangatlah majmuk. Baik dari tataran agama, suku, etnis, budaya, hingga bahasanya. Maka dari itu sikap saling menghargai antar sesame sangat diperlukan. Sikap ini harus dilakukan karena selain hal itu adalah memang anjuran agama juga supaya tidak terjadi chaos antar sesamanya. Terkait dengan ini coba kita berfikir sejenak, betapa indah kebersamaan itu…, kita hidup dalam suasana damai, saling kasih dan jauh dari perseteruan. Dan juga coba kita bayangkan, betapa menakutkan jikalau kita hidup dalam suasana yang penuh dengan kebencian dan perseteruan sebagimana yang telah terjadi pada tahun 60 an, pembunuhan yang tak manusiawi yang hanya disebabkan oleh kesalahfahaman memahami ideology dan agama. Ya Robbana Ihfidzna 'ala dzalik coba kita renungkan…., benarkah agama memerintahkan untuk saling membunuh, membenci, dan menghancurkan hak orang lain ?,.., kami yakin tidak,…, sebab semua agama, terutama islam, mengajarkan hal-hal yang baik bukannya hal yang merusak. Kenyataan itu terjadi karena kekurangfahaman terhadap agamanya saja

Untuk memperkuat lagi, kalau islam adalah agama yang menghormati perbedaan ialah siroh Nabi Muhammad SAW ketika berada di Madinah. Ketika Nabi Muhammad diangkat sebagai pemimpin agama sekaligus pemimpin Negara-kota madinah, nabi sangat toleran dengan masyarakat yang masih menganut agama nasroni dan yahudi, bahkan hal itu terdokumentasikan dalam piagam madinah. Hak kebebasan masyarakat nasroni dan yahudi, baik pada tataran ibadah, maupun hak berkumpul dijaga oleh Negara. Singkatnya tidak ada unsure diskriminasi dalam segala lininya dan semua penganut agama bisa hidup secara berdampingan dengan penuh keharmonisan dan kasih saying antar sesama[2]. Hal yang senada, yaitu harus adanya sikap toleransi kepada semua pemeluk agama yang berbeda, ialah kisah seorang gubernur di suatu daerah kekuasaan islam pada masa kholifah Umar bin Abdul Aziz. Kala itu pihak pemerintah yang dipimpin oleh gubernur itu mempunyai keinginan untuk membangun sebuah masjid yang megah nan indah, namun disamping lahan yang akan dibangun masjid tersebut terdapat sebuah gubuk reyot milik seorang penganut agama Yahudi. Karena gubuk yang reyot dan kumuh itu dianggap mengganggu keindahan masjid, gubernur itu membongkar paksa gubuk yang sudah mau ambruk itu meskipun diiringi dengan isak tangis memelas sang empunya. Merasa haknya di dzolimi, seorang yahudi tersebut mengadu pada Kholifah Umar bin Abdul Aziz tentang masalah itu. Kemudian tanpa berfikir lama, sang Kholifah langsung mengambil sebuah tulang binatang dan membuat garis ditengah-tengahnya dengan menggunakan pedang yang kemudian dikirimkan ke gubernur tersebut. Setelah menerima kiriman tulang bergaris tengah dari Amirul Mukminin tersebut, sontak hati sang gubernur terasa ciut dan tubuhnya gemetar ketakutan. Hal itu karena maksud kiriman tersebut ialah sang gubernur harus bisa memberikan atau menegakkan keadilan pada rakyatnya, kalau tidak maka ia pantas untuk menerima konsekuensinya, yaitu hokum penggal. Dengan melihat hal itu, sang gubernur langsung memerintah perangkatnya untuk mendirikan kembali gubuk milik Orang yahudi tersebut, bahkan lebih baik dari keadaan sebelumnya.

Dari ulasan dua kisah di atas maka bisa di ambil kesimpulan bahwa keadilan, dan toleransi tidak boleh pilih kasih. Dalam arti semua orang, baik itu beda agama, beda ras, beda etnis maupun suku, tetap mempunyai hak yang sama terhadapnya. Maka tidak ada alasan untuk mendiskriminasikan orang lain hanya berdasarkan keberbedaan agama dan lainnya dalam segala bidang, baik sosial, politik maupun ekonomi. Yang ada ialah kesetaraan hak, kerukunan, dan keharmonisan hidup antar sesamanya.

Terkait dengan masalah hubungan antar sesame ini, islam sudah membakukannya dalam sebuah konsep Ukhuwah, konsep ukhuwah tersebut dibagi menjadi tiga, yaitu Ukhuwah islamiyah, Ukhuwah wathoniyah dan ukhuwah Basyariyah.

Pertama, ukhuwah islamiyah. Maksud Ukhuwah ini tidak lain ialah bagaimana seharusnya seorang muslim berhubungan dengan sesame orang muslim, atau lebih mudahnya ialah hubungan antara umat seagama. Antar umat seagama seorang muslim harus saling kasih mengasihi, hormat menghormati dan bahkan harus menganggap nya sebagai saudara. Terkait dengan masalah ini Nabi Muhammad SAW pernah mengibaratkan bahwa seorang muslim satu dengan muslim lainnya ialah bagaikan sebuah bangunan yang satu sama lainnya saling menguatkan dan juga bagaikan sebuah kesatuan organ tubuh yang satu sama lainnya saling memenuhi. Salah satunya saja ada yang tidak berfungsi maka akan terjadi ketidakseimbangan dan berakhir pada kehancuran kesemuannya.

Kedua, Ukhuwah wathaniyah, ukhuwah ini merupakan sebuah hubungan antara manusia yang didasarkan pada kesamaan bangsa atau Negara. Didalamnya tidak ada sekat agama, ras, etnis maupun suku. Yang ada ialah bagaimana mewujudkan kepentingan bersama, yaitu keharmonisan hidup, kesetaraan hak dan kewajiban di antara orang-orang yang masuk dalam satu bangsa tersebut. Sikap toleransi, inklusif, saling memahami, saling menghormati dan sikap tanggungjawab sangat dibutuhkan di sini.

Ketiga, ukhuwah Basyariyah, bagian ukhuwah yang terakhir ini skupnya lebih luas disbanding dengan kedua konsep sebelumnya. Sebab konsep ini mencangkup hubungan antar manusia yang tidak tersekat oleh apapun secara global. Yang di tekankan ialah kepentingan sesame manusia, bukannya kepentingan salah satu agama, Negara, golongan, apalagi kepentingan satu suku dan aliran.

Dari beberapa ulasan di atas, baik dari sisi ajaran, histories, dan realita yang seharusnya secara akal sehat, maka bisa di tarik kesimpulan bahwa islam sangat menghormati perbedaan, dan keanekaragaman. Islam juga menganjurkan umatnya untuk bersikap bijak terhadapnya supaya bisa mengambil pelajaran sekaligus hikmah di dalamnya dan menentang sebaliknya, yaitu menghancurkan yang lain hanya berdasarkan perbedaan dan keanekaragaman. Singkatnya islam menghendaki perdamaian bukannya peperangan. Islam menghendaki persahabatan bukannya permusuhan dan seterusnya. Wallahu A'lam bishowab.



[1] Lafdz bisa di lihat di surat al-hujurat ayat 14

[2] Untuk lebih jelasnya lihat isi piagam madinah

1 komentar:

rumahku mengatakan...

Sungguh menyejukkan apa yang menjadi pemikiran anda,dan lebih menentramkan lagi kalau hal itu menjadi kenyataan hidup dan sudah tidak menjadi angan_2 lagi.Walaupun saya berbeda keyakinan namun dalam hal ini saya berada di belakang anda.Semoga apa yg menjadi harapan dapat terwujud dalam masyarakat di sekitar kita dan merambah kepada semua umat.Saya yakin dan percaya Tuhan mendengar setiap permohonan umatNya walaupun kita bukan umat yang benar dan suci,karna hanya Dialah sumber dari kebenaran yg akan kita coba untuk meraihnya. Tuhan meberkati kita semua Amien....